Aku Tahu Cinta Ini Tak Boleh Tumbuh, Tapi Ia Tetap Mekar di Luka
(Bagian 1: Di Bawah Cahaya Bulan yang Mengingat Nama)
Rintik hujan di Danau Bulan memantulkan cahaya lentera-lentera kertas yang mengambang. Cahaya kekuningan itu menari di permukaan air, membentuk riak-riak yang BERBISIK nama Lin Yue, nama yang terukir di bulan sejak ribuan tahun lalu. Aku berdiri di tepian danau, kain sutra putihku basah kuyup. Aku, yang dulunya hanyalah seorang gadis biasa di dunia manusia, kini terdampar di dunia roh, di antara pepohonan perak dan sungai berkilauan.
Dulu, aku mati. Sebuah kecelakaan tragis. Tapi kematianku ternyata hanyalah permulaan. Aku terbangun di dunia ini, Dunia Bayangan Abadi, sebagai Penghuni Jiwa, seseorang yang terikat pada takdir yang bahkan aku sendiri belum pahami.
Di dunia ini, bayangan punya suara. Mereka menertawakanku, membisikkan rahasia kuno di telingaku, cerita tentang PERJANJIAN antara manusia dan roh, tentang cinta yang terlarang, dan tentang seorang Dewa Bulan yang kesepian.
Lalu, aku bertemu dengannya. Lord Xuan, penguasa dunia roh yang dingin dan misterius. Matanya, sekelam malam tanpa bintang, menyimpan kesedihan yang tak terucap. Dia adalah segala yang seharusnya kutakuti: kuat, berbahaya, dan terikat pada sumpah yang mengikatnya pada tugasnya. Tapi, setiap kali dia menatapku, aku melihat kerinduan yang sama, kesepian yang memilukan.
(Bagian 2: Luka yang Menjadi Taman Rahasia)
Cinta kami tumbuh di antara bayang-bayang dan rahasia. Pertemuan kami terlarang, namun hatiku tak bisa menolak. Aku tahu dia juga merasakannya. Setiap sentuhan tangannya, setiap tatapan mata kami, adalah pelanggaran terhadap hukum alam, sebuah pemberontakan terhadap takdir yang telah digariskan.
Kami bertemu di Taman Memori, tempat bunga-bunga abadi mekar, masing-masing mewakili sebuah ingatan yang hilang. Lord Xuan menceritakan padaku tentang masa lalunya, tentang perang kuno antara dunia manusia dan roh, dan tentang pengorbanan yang harus dilakukannya untuk menjaga keseimbangan.
"Kau tidak mengerti, Lin Yue," katanya, suaranya bergetar. "Cinta kita akan membawa kehancuran. Aku terikat sumpah. Aku tidak bisa... aku tidak boleh..."
Tapi aku tidak peduli. Bagiku, cinta ini adalah satu-satunya kebenaran di dunia yang penuh kebohongan ini. Cinta kami adalah cahaya di tengah kegelapan, harapan di tengah keputusasaan.
Namun, kebahagiaan kami tak bertahan lama.
(Bagian 3: Bayangan Manipulasi Takdir)
Aku mulai menemukan potongan-potongan teka-teki yang hilang. Visi-visi aneh menghantuiku. Aku melihat masa laluku, masa depan yang mungkin, dan sebuah kebenaran yang mengerikan: kematianku di dunia manusia bukanlah kecelakaan. Aku dijebak.
Dan ada seseorang di dunia roh yang menginginkan aku mati. Seseorang yang tahu tentang takdirku sebagai Penghuni Jiwa. Seseorang yang memanipulasi segalanya sejak awal.
Bayangan-bayangan mulai berbisik lebih keras, lebih mendesak. Mereka menyebutkan nama Lady Mei, penasihat Lord Xuan yang cantik namun dingin, yang selalu menatapku dengan tatapan penuh kebencian.
Semakin aku mencari tahu, semakin aku menyadari bahwa Lord Xuan juga menyimpan rahasia. Dia tahu lebih banyak dari yang dia katakan. Dia melindungiku, ya, tapi dari apa? Atau dari siapa?
(Bagian 4: Kebenaran yang Membekukan Jiwa)
Kebenaran terungkap di malam bulan purnama, di tengah kobaran api unggun di Altar Pengorbanan. Lady Mei mengakui semuanya. Dia mencintai Lord Xuan, dan dia membenciku karena telah merebut hatinya. Dia yang merencanakan kematianku di dunia manusia, dan dia yang berusaha menjebakku di dunia roh.
Tapi kemudian, Lord Xuan mengungkap kebenaran yang lebih mengejutkan. Dia yang meminta Lady Mei melakukan semua itu. Dia yang merencanakan kematianku. Dia yang menarikku ke dunia roh.
Alasannya? Aku adalah reinkarnasi dari seorang dewi kuno, dewi yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan atau menyelamatkan dunia. Dia mencintaiku, tapi dia juga takut padaku. Dia ingin mengendalikan takdirku, untuk mencegahku menggunakan kekuatanku untuk kejahatan.
"Aku melakukan ini untuk melindungimu, Lin Yue," katanya, air mata mengalir di pipinya. "Aku mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini, tapi aku tidak bisa membiarkanmu menghancurkan segalanya."
Jadi, dia yang mencintai, tapi dia juga yang memanipulasi. Cinta dan pengkhianatan, berjalan beriringan.
(Penutup)
Aku berdiri di hadapannya, hatiku hancur berkeping-keping. Aku tidak tahu siapa yang harus kupercaya. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.
Kemudian, Lady Mei menyerang. Pertarungan sengit terjadi, di tengah cahaya lentera yang berjatuhan dan bayangan yang menjerit. Akhirnya, aku berhasil mengalahkan Lady Mei, tapi dengan harga yang mahal.
Lord Xuan terluka parah. Dia berbaring di pangkuanku, darahnya membasahi kain sutra putihku.
"Maafkan aku, Lin Yue," bisiknya, suaranya melemah. "Aku mencintaimu... tapi cinta kita... tidak bisa..."
Dia meninggal di pelukanku, di bawah cahaya bulan yang selalu mengingat nama.
Aku berdiri, sendirian di Altar Pengorbanan. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku tidak tahu apakah aku bisa memaafkan Lord Xuan. Aku hanya tahu bahwa aku harus menemukan jalanku sendiri.
Dalam mimpi abadi, takdir yang berputar, jiwa yang mencari, hanya cinta yang tetap menyala.
You Might Also Like: 0895403292432 Distributor Skincare
0 Comments: